Senin, 01 Februari 2016

Sejarah Payung

Sejarah Payung - Payung? pasti sudah tau dan mengenal payung bukan, yah barang ini kerap kali kita gunakan saat musim hujan telah datang, benda ini biasanya di gunakan sebagai pelindung dari serangan hujan yang akan membuat kita basah, tapi sudahkah kita tau sejak kapan payung itu ada? bagaimanakah sejarah keberadaan payung ini? di artikel kali ini saya akan membahas mengenai sejarah payung semoga bermanfaat :)

Payung sendiri adalah suatu alat yang digunakkan untuk melindungi seseorang baik dari serangan panas, maupun serangan hujan. hampir setiap daerah memiliki ciri khas payungnya masing-masih, akan tetapi masih lah memiliki fungsi yang sama. dulu kerap kali pengguna payung hanyalah pg berara bangsawan yang berduit, seiring berjalannya waktu, payung telah di gunakkan hampir semua orang di dunia bila waktu hujan telah tiba.

Ada beberapa perbedaan dalam sejarah penemuan payung tersebut, diantaranya

Sejarah pertama dikutip dari Wikipedia

Payung atau umbrella dalam bahasa Inggris berasal daribahasa latin "umbra", yang berarti bayang-bayang. Saat ditemukan pada 4 ribu tahun lalu, awalnya payung kuno didesain khusus hanya untuk melindungi sang pemakai dari terik panas matahari. Sampai akhirnya bangsa China berhasil membuat payung yang berfungsi juga sebagai pelindung terhadap hujan. Mereka berhasil memanfaatkan lilin dan lak sebagai pelapis kertas agar payung itu antiair.



Pada abad ke-16, keberadaan payung menjadi populer terutama di negara-negara Eropa Utara yang memang kerap sekali turun hujan. Semula payung hanya dianggap sebagai aksesoris kaum wanita. Lalu seorang petualang dan penulis Persia, Jonas Hanway (1712 - 1786), dengan percaya diri sering membawa payung di depan publik, sehingga menggoda keberadaan payung untuk dipakai juga oleh pria. Begitu populernya payung sehingga para pria di Inggris menyebut payung itu sebagai "teman jalan".

Payung-payung generasi awal di Eropa dibuat dari kayu atau tulang ikan paus dan ditutup kain kanvas yang diberi minyak. Sebagai penarik diberi sentuhan seni dengan gambar warna-warni dan gagang yang melengkung terbuat dari kayu keras, macam kayu eboni, dan sebagainya. Sampai akhirnya pada tahun 1852, Samuel Fox menemukan rangka besi guna menyangga kain payung. Sejak saat itu selanjutnya teknik desain payung lebih terfokus pada cara bagaimana menemukan teknologi menutup atau melipat payung itu agar lebih praktis saat dibawa.

Sejarah Payung di mulai sekitar awal 3500 tahun yang lalu, keberadaan payung telah ditemukan di Tiongkok. Ada banyak legenda-legenda rakyat yang menceritakan tentang sejarah payung tersebut, Satu diantaranya paling tersebar luas adalah cerita “Luban Penemu Payung”. Luban adalah Bapak Pertukangan di Tiongkok.

Menurut catatan “Kepingan Giok”, payung ditemukan oleh isteri Luban, yang sangat peduli dan perhatian kepada kerja keras suaminya. Setiap hari Luban dibawakan makanan oleh isterinya yang bernama Yun, dimana Yun sering kali terkena hujan deras ketika itu. Jadi Luban membuat paviliun di sepanjang jalan supaya istrinya tidak kehujanan, namun merasa cara itu masih kurang praktis. Lalu kemudian, berdasarkan inspirasi dari anak-anak yang menggunakan daun bunga teratai sebagai perlindungan dari hujan, dia menciptakan payung pertama dibuat dari sebuah rangka fleksibel yang ditutupi dengan kain atau kertas yang dilapisi lilin untuk membuatnya tahan air.

Di Tiongkok kuno, payung bukan dipakai sebagai pelindung dari panas dan hujan, tetapi juga memiliki makna dalam masyarakat. Pada akhir Dinasti Wei, payung digunakan dalam upacara-upacara dan tata cara pejabat tinggi disebut “Payung Luo”.

Menurut Tso Chun, Payung Luo adalah simbol dari kedudukan dan status bagi para pejabat. Sebagai contoh, para pejabat dari Dinasti Han pada kedudukan tidak begitu tinggi menggunakan payung berwarna Hijau dan Kaisar Dinasti Song menggunakan payung berwarna kuning dan merah.



Payung yang digunakan dalam perjalanan inspeksi kaisar atau pejabat senior di zaman dulu adalah menunjukkan perlindungan terhadap rakyat. Payung melambangkan kekayaan dan kehormatan dan sering digunakan dalam upacara – upacara pernikahan di Tiongkok. Payung juga sering digunakan dalam opera, lagu dan tari, serta seni akrobatik.

Meningkatnya pertukaran budaya dengan negara asing, menyebabkan payung secara bertahap menyebar ke luar negeri. Sebagai contoh, Jepang telah mengirimkan 19 utusannya ke Dinasti Tang untuk mempelajari kebudayaan Tiongkok. Dengan demikian, teknik pembuatan payung sudah diperkenalkan di Jepang.

Pada pertengahan abad ke-18, pengusaha Inggris membawa payung ke negaranya setelah datang dari Tiongkok, yang membangkitkan pengaruh besar di Inggris Raya. Sampai pertengahan abad ke-19 payung telah menjadi suatu keharusan bagi orang–orang Inggris.


Toko payung pertama disana bernama “James Smith and Sons” yang buka pada tahun 1830 dan sampai sekarang masih menjual payung, alamatnya di 53 New Oxford Street, London.

bila ada kekurangan mohon di tambahi, dan bila ada kesalahan mohon di benarkan 
terimakasih atas kunjungannya :)

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

0 silahkan beri komentar :-):

Posting Komentar